Halo guys, selamat malam J
Ini adalah tulisan pertama
saya. Pertama kali nulis artikel ini
tanggal 4 November 2016, sekitar jam 00.00. Niat amat yak?
Baru upload ke blog gratisan tanggal
10 November 2016 sekitar jam 12 malam juga, karena kelamaan cari alternatif nama blog LOL. Pengennya sih nama
blognya Ride! tapi sayang sudah ada yang punya (loh loh loh), akhirnya pakai nama ride2ride a.k.a. R2R.
Enjoy my first blog!
Beberapa tahun ini genre motor
klasik memang lagi ngehits. Bobber, Flat Tracker, Scrambler, Brat Style, Cafe
Racer, dan masih ada beberapa genre lagi termasuk style yang sudah campur aduk.
Yang paling menarik untuk saya sih Cafe Racer. Ya... Cafe Racer cantik banget
sih (menurut saya loh ya haha). Walaupun bikin bongkok karena nundukkk, tapi
demi style apa sih yang ga. Ibarat wanita demi kelihatan sekseh pake high
heels. Capek kan? Tapi keren kan? Ya analoginya persis kayak gitu.
Oke kita bahas khusus ya. Cafe
Racer!
Sejarah
Jadi ceritanya dari jaman dahulu
kala, anak muda sudah suka kebut-kebutan. Seperti di Indonesia, anak muda di
Inggris juga suka balap liar (ala-ala
sinetron Anak Jajanan hahaha). Beberapa dari mereka anak motor yang suka nongkrong
di cafe. Dari sini sejarah dimulai!
Beberapa tahun setelah Perang Dunia II berakhir, perekonomian Inggris
mulai membaik. Para pemuda bekerja kembali setelah menyelesaikan perang melawan
Jerman. Dengan membaiknya perekonomian dan tentunya pemuda mendapatkan uang
dari hasil bekerjanya, industri sepeda motor pun meningkat. Di tahun 50an
industri sepeda motor mencapai masa jayanya. Model sepeda motor hebat semacam
Norton Dominator, BSA Gold Star, Triumph Tiger 110, Bonnevile, dan Velocette
Venom lahir. Tidak puas dengan performa standart? Banyak part yang bisa
diganti: fiber gas tank, stang, body, knalpot.
Intinya naikin Power to Weight Ratio lah (semakin naik power dan
penurunan bobot total kendaraan, motor akan semakin kencang). Di waktu itu
pembuktian motor disebut kenceng, harus bisa menyentuh kecepatan 100 MpH
(sekitar 160Km/jam). 100 Mph = 1 Ton, nah dari sini timbulah istilah Ton Up
Boys.
Motor favorit pada masa itu adalah Triton, perpaduan antara 2 merk:
Triumph dan Norton. Mesin Triumph dipakai karena powerfull, dan frame Norton
yang stabil. Terciptalah perpaduan motor terbaik, bahkan kabarnya hingga saat
ini.
Kenapa akhirnya disebut Cafe Racer? Karena mereka suka balapan dari
satu cafe ke cafe lain untuk membuktikan motor siapa yang lebih kencang.
Style
Pada masa itu para para pemuda
sering nongkrong di cafe favorit mereka untuk bersosialisasi dan juga...
balapan tentunya. Di cafe mereka selalu memutar musik Rock favorit mereka di
musik box yang telah disediakan. Memang Cafe Racer mempunyai kedekatan dengan
musik Rock. Style mereka mengikuti gaya Rocker 50an.
Sebenarnya ada 2 gang motor dimasa
itu: Mods and Rocker. Si Mods dengan style yang lebih bersih, sedangkan Roskers
lebih dekil. Garis besar keduanya tetap menggunakan style yang khas: jaket
kulit dan celana gelap. Style yang timeless, tetap keren sampe saat ini.
Modern Cafe Racer - Return of the Cafe Racer
Sesuatu yang kembali biasanya
akan menjadi sesuatu yang tak lekang oleh waktu. Begitu pun Cafe Racer.
Produsen sepeda motor belakangan ini banyak yang mengeluarkan produk baru rasa
motor klasik. Penjualannya pun menanjak bak roket. Laris manis seperti kacang
rebus. Triumph dengan Thruxton Series, Royal Enfield dengan Continental GT535,
dan banyak lagi. Memang keren sih. Sampai saat ini genre Cafe Racer masih
tercantik di mata saya. Nice Bike!
Menurutmu, bila dianalogikan lebih mirip Pevita atau Franda? Silakan berimajinasi hahaha
Menurutmu, bila dianalogikan lebih mirip Pevita atau Franda? Silakan berimajinasi hahaha
Pertamax gan ditunggu kunbalnya :D
BalasHapusShaaap gan penunggang efyu... petromax diamankan :)
Hapus