Satu atau dua? Pilih aku atau dia?
Sekitar tahun 2008 sesaat sebelum Ujian Negara, saya menyempatkan
ke dealer Kawasaki hanya untuk melihat langsung sosok Ninja250. Motor yang masih
baru beberapa bulan dilaunching. Memang gagah bener pertama kali lihat. Body nya
udah kayak Ninja ZX1000, bannya gede gitu, suaranya bikin melelehhh bang...
pokoknya wah banget lah waktu itu. Kalo sudah gede guwe harus punya satu. Kuliah
bener, jadi pengusaha sukses, nah beli satu! (maklum namanya juga bocah SMA hahaha)
Terimakasih Ninja250 yang telah membawa dunia motor Indonesia naik
ke level yang lebih tinggi. Dengan dilaunchingnya Ninja250, era motor sport keren
yang sebelumnya diduduki Tiger yang sedikit direcoki Scorpio sudah bergeser. Sport
touring kalah keren dong dibanding sport fairing dengan nama besar Ninja. Pokoke
ra Ninja, ra cinta. Ra Efyu, ra lov yu! Haha
Tidak perlu waktu lama. Part import mahal dari US atau
Jepang membanjiri toko variasi spesialis Ninja 250. Knalpot puluhan juta, Filter
udara jutaan, karbu twin FCR laris manis. Wah pokoknya yang punya toko part
motor bikin rumah baru lah. Selang beberapa tahun body Ninja250 diupdate, desain
lebih fresh plus Injeksi. Masih dengan basis mesin, rangka yang sama. Makin keren
makin merajai pasar 250cc.
Yamaha melihat peluang sport 250cc di Indonesia sangat cerah. Mereka
akhirnya menelurkan sport 250cc keluarga R Series: Yamaha R25. Banyak yang
memprediksikan kedigdayaan Ninja250 akan terkoyak. Power lebih besar, handling
lebih stabil dan lincah. Ditambah nama besar YZF-R1 pasti akan berdampak
positif bagi penjualan R25. Swing arm semi banana arm, ga kotak macam tahu
(kalo sekarang sih sudah ada tahu bulat ding ya LOL). Tapi kenyataan memang tak
seindah mimpi. Penjualan R25 memang beberapa bulan sempat mengalahkan penjualan
Ninja250... ya hanya beberapa bulan sih, setelah itu R25 tak berkutik lagi
menghadapi Ninja250. Nama besar ninja dengan dukungan club masih sukar
dikalahkan. Mungkin Mondy dan Boy juga andil promosikan Ninja. Padahal
secara head to head power dan handling R25 diatas Ninja250. Desain memang
relatif, tapi tangki R25 yang pakai kondom plastik, menurut saya cukup menurunkan
valuenya (saya kesampingkan sementara kelebihan tank kondom plastik ya)
Skip cerita CBR250 single yang terlalu memilukan. Kalah sebelum
berjuang. Kalah dalam rintihan dan kesakitan. Ternyata berdua memang lebih
baik. Mangsudnya twin silinder. Sudah, skip skip skip hahaha
Cerita belum berakhir....
CBR250 menang mutlak diatas Ninja maupun R25. Power diatas mereka
semua, desain (sekali lagi menurut saya) cantik! Apalagi harga ternyata ga jauh
beda dengan para rival. Ibaratnya... dia yang istimewa akan dikalahkan dengan yang
selalu ada (dan tentunya juga lebih istimewa ).
OK. Saya bikin tabel Power to Weight ratio untuk lebih mudah
membandingkan. Sumber power dan bobot dari blognya iwanbanaran.com ya. CMIIW J
Ninja250 Fi
|
R25
|
CBR250
|
||||
Berat (kg)
|
172
|
162
|
168
|
|||
Power (HP)
|
30,56
|
35,49
|
38,16
|
|||
PWR*
|
0,18
|
0,22
|
0,23
|
|||
Era baru motor sport naik level lagi. Saya sih berharap kembali seperti
masa 80-90an. Semua motorsport 250cc pakai upside down, twinspar frame a.k.a.
delatbox, dan yang bikin gemashhh... 4 silinder engine. Wahhh keren! Denger-denger
sih sempat ada rumor Ninja250 4silinder, tapi pasang surut rumornya. Yah semoga
aja jadi diproduksi massal. Dengan part yang makin banyak, kualitas bahan yang
harus disesuaikan, diprediksi harganya sekitar 100 juta bila memang akan
diproduksi. Walaupun mahal, saya yakin segmen ini tetap ada penggemarnya.
Jadi gimana pilih satu atau dua? Atau jangan-jangan pilih semua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar