Minggu, 13 November 2016

Taking Risks: Gagal Saat Ini, atau Menyesal Seumur Hidup

Mas, kok blog nya ga konsisten sih? Judulnya kan Ride! Ya harusnya yang dibahas seputar berkendara lah.

Saya tegaskan ya, blog ini bukan hanya tentang motor saja. Akan banyak yang dibahas disini. Bahasan seputar big boy’s toys memang  bakalan mendominasi. Tapi sesekali saya juga akan membahas tantang kehidupan. Karena saya pria, ya bahasannya kehidupan pria ya.

Oke gan kalo gitu. Lanjut gan. Ane bantu sundul gan.


Beberapa minggu ini banyak sekali njagong atau biasa disebut kondangan. Mungkin karena bulan November identik dengan hujan dan dingin. Nah disini saya masih bingung. Apa hubungan nikah, hujan, dan dingin? Kok banyak sekali yang menikah di saat-saat musim hujan nan dingin seperti ini hahaha.

Seperti biasa, makan, ngobrol, ketemu temen lama... ya standart lah. Kali ini temen saya – sebut saja Nico (nama sebenarnya), ga tau gimana ceritanya bisa gabung bareng saya dan beberapa teman lain yang memang sudah janjian dari kemarin. Comot makan sana-sini, pokoknya hajar sampai kenyang! Sampai beberapa waktu kemudian ada wanita yang menarik perhatian kita semua.

Saling tantang menantang. Kowe wani ngajak kenalan ra? Pasti... pasti pada ga berani lah, gayane tog! LOL

Perlu waktu lama hingga akhirnya si Nico sok berani ngajakin kenalan. Bermodus ambil makanan, lanjut nanya-nanya ga jelas. Beruntung sekali dia. Gayung bersambut! Dapet nomor Whatsapp, ga ada sejam sudah telpon-telponan. Ini beneran kejadian lho HAHAHA

Ceritanya cukup ya. Pointnya disitu. Tentang taking risks.


Pilihan di dalam hidup ada 2: kamu gagal, atau menyesal seumur hidup? Misalkan waktu itu si Nico ga berani ngajak kenalan mungkin yang ada dia bakal menyesal seumur hidup. Selalu terbayang dengan penuh penyesalan.

Ya yang ditakutkan semua orang adalah kegagalan. Nyatanya? Semua yang kita khawatirkan dan takutkan sangat jarang terjadi. Overthinking is a dream killer. Memang begitu, benar adanya. Toh misalkan gagal, juga ga seburuk yang ditakutkan kok. Sekali lagi lebih baik gagal daripada menyesal seumur hidup. Ini berlaku dalam hal apapun, di setiap usaha kita.


Dalam artian yang lebih luas, dalam kehidupan sebenarnya hal yang sama juga terjadi. Manusia terlalu takut gagal, selain terlalu takut berkata tidak hanya demi membahagiakan orang lain. Come on... saatnya belajar untuk lebih berani. Saatnya belajar berkata tidak untuk sesuatu yang sebenarnya tidak kita senangi. Hidup bukan hanya hitam atau putih. Ada berjuta warna dalam hidup. Banyak sekali hal baik yang dapat kamu lakukan. Bangun dari tidur, temukan passion, lakukan yang terbaik!

You only live once!

Sabtu, 12 November 2016

Kustomfest 2016

Kustomfest? Hmmm... apaan ya itu?
Kalo kamu tanya ke anak motor sih pasti tau. 

Kustomfest adalah tempat berkumpulnya motor custom, mobil custom, art, tatto, dan bahkan sepeda juga dicustom. Diadakan tiap tahun sekitar bulan Oktober di Jogjakarta. Jadi jangan kaget klo di bulan itu banyak motor custom keren berkumpul di Jogja. Bisa dipastikan mereka datang ke acara yang paling dinantikan biker se-Indonesia: Kustomfest. Kustomfest sudah diadakan sejak tahun 2014 oleh Lulut dari Retro Classic. Terhitung sudah 3 kali event ini diadakan hingga tahun 2016.

Pengunjung Kustomfest tahun 2016 sebanyak 25.000 orang. Fantastis ya! Bisa dibayangkan berapa tiket yang terjual, ditambah dengan sponsor, booth, de el el... Saya salut dengan penggagasnya yang dengan berani mengadakan event semacam ini. Dari hobi jadi penghasilan. Motivasi awalnya juga bener, yang dipikir bukan hanya sekedar cari uang. Menekuni hobi dengan sepenuh hati, mengerjakannya dengan penuh tanggunng jawab dan semaksimal mungkin, setelah itu uang juga bakalan menyusul kok. Ya... Retro Custom memang terkenal dengan pengerjaannya yang berkualitas, bahkan kiprahnya sampai ke luar negeri. Tak heran kerja keras dan dedikasinya berbuah manis.


Saya sendiri cukup puas menghadiri Kustomfest 2016. Ditambah dengan Golden Ticket yang dengan kesaktiannya bisa membawa kami masuk tanpa bayar alias gratis, masih dapat pula welcome drink dan snack di tempat yang disediakan khusus. Makin puas lah... Motor yang ada semakin keren dari tahun ke tahun, Muscle Car juga sangat menarik buat saya, dan tentunya mbak-mbak SPG penjaga booth yang duh duh duh, rasanya pengen ngajak pulang 1 ni hahaha... Masih bisa foto bareng beberapa teman lagi. Ga rugi banget lah pokoknya :D


Sayang di booth Triumph ga ada motor cafe racer impian saya: Thruxton R. Padahal kalo ada pasti deh foto disana. Tapi ga papa lah, di booth Royal Enfield masih ada GT535 Continental, motor idola saya lainnya. Booth oleh-oleh kaos dan sparepart juga banyak. Mau beli motor custom? Ada kok. Beberapa motor custom dijual. Asal harga cocok pasti dilepas deh. Jangankan motor custom, mesin custom aja ada yang jual (berbasis mesin Tiger, FU yang dijadikan 2 cylinder inline yang saya lihat). Pokoknya komplit, mengenyangkan, dan menyenangkan lah.
Sampai jumpa di tahun depan ya bro! Sukses!



Jumat, 11 November 2016

Ninja 250, R25, CBR250, atau...

Satu atau dua? Pilih aku atau dia?
Sekitar tahun 2008 sesaat sebelum Ujian Negara, saya menyempatkan ke dealer Kawasaki hanya untuk melihat langsung sosok Ninja250. Motor yang masih baru beberapa bulan dilaunching. Memang gagah bener pertama kali lihat. Body nya udah kayak Ninja ZX1000, bannya gede gitu, suaranya bikin melelehhh bang... pokoknya wah banget lah waktu itu. Kalo sudah gede guwe harus punya satu. Kuliah bener, jadi pengusaha sukses, nah beli satu! (maklum namanya juga bocah SMA hahaha)

Terimakasih Ninja250 yang telah membawa dunia motor Indonesia naik ke level yang lebih tinggi. Dengan dilaunchingnya Ninja250, era motor sport keren yang sebelumnya diduduki Tiger yang sedikit direcoki Scorpio sudah bergeser. Sport touring kalah keren dong dibanding sport fairing dengan nama besar Ninja. Pokoke ra Ninja, ra cinta. Ra Efyu, ra lov yu! Haha
Tidak perlu waktu lama. Part import mahal dari US atau Jepang membanjiri toko variasi spesialis Ninja 250. Knalpot puluhan juta, Filter udara jutaan, karbu twin FCR laris manis. Wah pokoknya yang punya toko part motor bikin rumah baru lah. Selang beberapa tahun body Ninja250 diupdate, desain lebih fresh plus Injeksi. Masih dengan basis mesin, rangka yang sama. Makin keren makin merajai pasar 250cc.

Yamaha melihat peluang sport 250cc di Indonesia sangat cerah. Mereka akhirnya menelurkan sport 250cc keluarga R Series: Yamaha R25. Banyak yang memprediksikan kedigdayaan Ninja250 akan terkoyak. Power lebih besar, handling lebih stabil dan lincah. Ditambah nama besar YZF-R1 pasti akan berdampak positif bagi penjualan R25. Swing arm semi banana arm, ga kotak macam tahu (kalo sekarang sih sudah ada tahu bulat ding ya LOL). Tapi kenyataan memang tak seindah mimpi. Penjualan R25 memang beberapa bulan sempat mengalahkan penjualan Ninja250... ya hanya beberapa bulan sih, setelah itu R25 tak berkutik lagi menghadapi Ninja250. Nama besar ninja dengan dukungan club masih sukar dikalahkan. Mungkin Mondy dan Boy juga andil promosikan Ninjahttps://www.facebook.com/images/emoji.php/v5/fd0/1/16/1f602.pnghttps://www.facebook.com/images/emoji.php/v5/fd0/1/16/1f602.png. Padahal secara head to head power dan handling R25 diatas Ninja250. Desain memang relatif, tapi tangki R25 yang pakai kondom plastik, menurut saya cukup menurunkan valuenya (saya kesampingkan sementara kelebihan tank kondom plastik ya)

Skip cerita CBR250 single yang terlalu memilukan. Kalah sebelum berjuang. Kalah dalam rintihan dan kesakitan. Ternyata berdua memang lebih baik. Mangsudnya twin silinder. Sudah, skip skip skip hahaha
Cerita belum berakhir....
Semua berubah setelah CBR250RR 2 silinder menyerang. Kehadiran CBR250 langsung merusak tatanan motor sport 250cc. Semua standart berubah! Mindset motor 250cc ya shock depan upside down, swing arm minimal semi banana arm, LED. Say no for kabel gas! Ride by wire dong! Gas dekk!!

CBR250 menang mutlak diatas Ninja maupun R25. Power diatas mereka semua, desain (sekali lagi menurut saya) cantik! Apalagi harga ternyata ga jauh beda dengan para rival. Ibaratnya... dia yang istimewa akan dikalahkan dengan yang selalu ada (dan tentunya juga lebih istimewa https://www.facebook.com/images/emoji.php/v5/fd0/1/16/1f602.pnghttps://www.facebook.com/images/emoji.php/v5/fd0/1/16/1f602.png).

OK. Saya bikin tabel Power to Weight ratio untuk lebih mudah membandingkan. Sumber power dan bobot dari blognya iwanbanaran.com ya. CMIIW J

Ninja250 Fi
R25
CBR250
Berat (kg)
172
162
168
Power (HP)
30,56
35,49
38,16
PWR*
0,18
0,22
0,23
*PWR=Power to Weight Ratio. Perbandingan berat dengan tenaga (HP/kg).

Era baru motor sport naik level lagi. Saya sih berharap kembali seperti masa 80-90an. Semua motorsport 250cc pakai upside down, twinspar frame a.k.a. delatbox, dan yang bikin gemashhh... 4 silinder engine. Wahhh keren! Denger-denger sih sempat ada rumor Ninja250 4silinder, tapi pasang surut rumornya. Yah semoga aja jadi diproduksi massal. Dengan part yang makin banyak, kualitas bahan yang harus disesuaikan, diprediksi harganya sekitar 100 juta bila memang akan diproduksi. Walaupun mahal, saya yakin segmen ini tetap ada penggemarnya.

Jadi gimana pilih satu atau dua? Atau jangan-jangan pilih semua?



Kamis, 10 November 2016

Sejarah Cafe Racer

Halo guys, selamat malam J
Ini adalah tulisan pertama saya.  Pertama kali nulis artikel ini tanggal 4 November 2016, sekitar jam 00.00. Niat amat yak?
Baru upload ke blog gratisan tanggal 10 November 2016 sekitar jam 12 malam juga, karena kelamaan cari alternatif nama blog LOL. Pengennya sih nama blognya Ride! tapi sayang sudah ada yang punya (loh loh loh), akhirnya pakai  nama ride2ride a.k.a. R2R.
Enjoy my first blog!

Beberapa tahun ini genre motor klasik memang lagi ngehits. Bobber, Flat Tracker, Scrambler, Brat Style, Cafe Racer, dan masih ada beberapa genre lagi termasuk style yang sudah campur aduk. Yang paling menarik untuk saya sih Cafe Racer. Ya... Cafe Racer cantik banget sih (menurut saya loh ya haha). Walaupun bikin bongkok karena nundukkk, tapi demi style apa sih yang ga. Ibarat wanita demi kelihatan sekseh pake high heels. Capek kan? Tapi keren kan? Ya analoginya persis kayak gitu.
Oke kita bahas khusus ya. Cafe Racer!

Sejarah
Jadi ceritanya dari jaman dahulu kala, anak muda sudah suka kebut-kebutan. Seperti di Indonesia, anak muda di Inggris  juga suka balap liar (ala-ala sinetron Anak Jajanan hahaha). Beberapa dari mereka anak motor yang suka nongkrong di cafe. Dari sini sejarah dimulai!
Beberapa tahun setelah Perang Dunia II berakhir, perekonomian Inggris mulai membaik. Para pemuda bekerja kembali setelah menyelesaikan perang melawan Jerman. Dengan membaiknya perekonomian dan tentunya pemuda mendapatkan uang dari hasil bekerjanya, industri sepeda motor pun meningkat. Di tahun 50an industri sepeda motor mencapai masa jayanya. Model sepeda motor hebat semacam Norton Dominator, BSA Gold Star, Triumph Tiger 110, Bonnevile, dan Velocette Venom lahir. Tidak puas dengan performa standart? Banyak part yang bisa diganti: fiber gas tank, stang, body, knalpot.  Intinya naikin Power to Weight Ratio lah (semakin naik power dan penurunan bobot total kendaraan, motor akan semakin kencang). Di waktu itu pembuktian motor disebut kenceng, harus bisa menyentuh kecepatan 100 MpH (sekitar 160Km/jam). 100 Mph = 1 Ton, nah dari sini timbulah istilah Ton Up Boys.
Motor favorit pada masa itu adalah Triton, perpaduan antara 2 merk: Triumph dan Norton. Mesin Triumph dipakai karena powerfull, dan frame Norton yang stabil. Terciptalah perpaduan motor terbaik, bahkan kabarnya hingga saat ini.
Kenapa akhirnya disebut Cafe Racer? Karena mereka suka balapan dari satu cafe ke cafe lain untuk membuktikan motor siapa yang lebih kencang.



Style
Pada masa itu para para pemuda sering nongkrong di cafe favorit mereka untuk bersosialisasi dan juga... balapan tentunya. Di cafe mereka selalu memutar musik Rock favorit mereka di musik box yang telah disediakan. Memang Cafe Racer mempunyai kedekatan dengan musik Rock. Style mereka mengikuti gaya Rocker 50an.

Sebenarnya ada 2 gang motor dimasa itu: Mods and Rocker. Si Mods dengan style yang lebih bersih, sedangkan Roskers lebih dekil. Garis besar keduanya tetap menggunakan style yang khas: jaket kulit dan celana gelap. Style yang timeless, tetap keren sampe saat ini.


Modern Cafe Racer - Return of the Cafe Racer
Sesuatu yang kembali biasanya akan menjadi sesuatu yang tak lekang oleh waktu. Begitu pun Cafe Racer. Produsen sepeda motor belakangan ini banyak yang mengeluarkan produk baru rasa motor klasik. Penjualannya pun menanjak bak roket. Laris manis seperti kacang rebus. Triumph dengan Thruxton Series, Royal Enfield dengan Continental GT535, dan banyak lagi. Memang keren sih. Sampai saat ini genre Cafe Racer masih tercantik di mata saya. Nice Bike!
Menurutmu, bila dianalogikan lebih mirip Pevita atau Franda? Silakan berimajinasi hahaha



All credit to the Photographer/Owner