Kamis, 02 Mei 2019

Kisah Pablo dan Bruno


Pada tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang saudara sepupu bernama Pablo dan Bruno. Keduanya memiliki ambisi yang besar, pekerja keras, dan ingin menjadi orang terkaya di desanya. Pada suatu kesempatan, datang seorang kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan di tengah desa. Mereka diberi ember dan dibayar berdasarkan jumlah ember air yang bias mereka bawa setiap harinya.

Singkat ceritanya, mereka mulai menikmati kerja dan hasilnya. Mereka bisa membeli pondok dan keledai sendiri. Bruno merasa cita–citanya mulai terwujud, tapi Pablo tidak merasa demikian karena punggungnya terasa nyeri dan telapak tangannya lecet karena beban ember yang sangat berat. Hari Sabtu dan Minggu digunakan mereka untuk beristirahat. Setiap Minggu sore, mereka stress karena esok paginya, Senin, mereka harus mengangkut ember lagi.

Akhirnya, Pablo mencari akal bagaimana cara memindahkan air yang lebih efektif dan efisien. Pablo mendapat ide untuk membangun saluran pipa dari sungai ke desanya. Ide tersebut diceritakannya pada Bruno, tapi ditolak mentah-mentah. Menurut Bruno, ia sudah nyaman dengan kehidupan dan kondisi sekarang. Upahnya cukup besar, punya pondok dan keledai sendiri, tiap malam dapat beristirahat, akhir pekan bisa berlibur di pantai, gunung, olahraga, atau ke kedai kopi bersama teman–temannya.

Pablo akhirnya merealisasikan idenya sendiri. Dari pagi hingga sore hari ia mengangkut ember air, dan malam harinya membangun saluran pipa. Bruno dan teman–temannya selalu mengejek ide Pablo, tapi ia tak mempedulikannya. Pablo mempunyai visi jauh ke depan karena tidak selamanya ia kuat mengangkut ember. Bruno semakin kaya tapi semakin bungkuk dan melemah karena faktor usia. Meski mulai sakit dan menua, Bruno sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember air karena upahnya akan hilang dan hidupnya akan susah.

Setelah lima tahun, saluran–saluran pipa Pablo selesai dan ia mulai menikmati hasil dari orang yang membeli air dan saluran pipanya. Saluran pipanya terus mengalirkan air dan menghasilkan uang. Meski sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun, Pablo tetap mendapat kebebasan secara keuangan dan waktu.

Teringat akan saudaranya, Pablo mengajak Bruno yang sudah terlihat tua, lelah dan bungkuk itu. Bruno akhirnya melihat visi saudaranya itu dan membangun saluran pipa bersama–sama bahkan mengajaknya untuk membangun saluran pipa ke seluruh negeri.

Get the point?

Bukan tulisan saya sendiri memang, tetapi sangat bagus. Saya rasa perlu dibagikan agar lebih banyak orang terinspirasi. Keep fight! Bloody fight!